Pungli Diduga Menggurita di Lapas II Banyumas, Kepala Lapas Bungkam: Pembiaran atau Terlibat?

 

Jatim nusantara news

Banyumas, 28 Mei 2025 – Aroma busuk pungutan liar (pungli) kembali menyengat dari balik jeruji besi. Kali ini dugaan praktik pungli mencuat dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Banyumas, Jawa Tengah. Alih-alih menjadi tempat pembinaan warga binaan, Lapas ini justru diduga telah berubah menjadi “ATM berjalan” bagi oknum tak bertanggung jawab, dengan Kepala Lapas terindikasi menutup mata atas praktik kotor tersebut.

Berdasarkan informasi yang diterima tim Media Jatim Nusantara News, para keluarga narapidana dipaksa membayar sejumlah uang untuk keperluan yang seharusnya tidak dikenai biaya, seperti “biaya jenguk”, “uang kebersihan blok”, hingga “jatah keamanan”. Nominalnya bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Bahkan dalam beberapa kasus, warga binaan yang tidak sanggup membayar disebut-sebut mendapat perlakuan diskriminatif, mulai dari sulit mendapatkan jatah makanan layak hingga dibatasi hak komunikasinya dengan keluarga.

“Kami bukan mesin uang! Kami hanya ingin menjenguk saudara kami tanpa dipalak!” tegas S, seorang pengunjung yang kesal karena diminta ‘uang rokok’ oleh petugas lapas.

Yang lebih mengejutkan, menurut narasumber internal yang tak ingin disebutkan namanya, praktik pungli ini diduga telah berlangsung bertahun-tahun dan berjalan secara sistematis. “Semua sudah seperti mekanisme tetap. Ada alur, ada tarif, dan semuanya seolah dilegalkan. Pertanyaannya: ke mana Kepala Lapas? Apa dia tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu?”

Direktur Utama Media Jatim Nusantara News, Erlangga Setiawan, SH, angkat bicara dan mengecam keras dugaan praktik pungli yang menjamur di Lapas Banyumas.

> “Kami mendesak Kepala Lapas Banyumas untuk segera bertanggung jawab. Jika tak sanggup membongkar mafia pungli di dalam institusinya, maka ia patut dicurigai sebagai bagian dari sistem itu sendiri. Jangan jadikan jabatan sebagai tameng untuk membiarkan rakyat kecil terus dijadikan korban,” tegas Erlangga dalam pernyataan resmi

Hingga berita ini diterbitkan, Kepala Lapas Banyumas belum memberikan klarifikasi atau pernyataan apapun. Upaya konfirmasi yang dilakukan awak media juga tak membuahkan hasil. Telepon tak diangkat, pesan tak dibalas, dan pintu tertutup rapat seolah ada sesuatu yang ingin disembunyikan.

Jika pungli ini dibiarkan, maka publik berhak mencurigai adanya konspirasi diam antara oknum petugas lapas dengan pimpinan mereka. Bukankah diam dalam kejahatan adalah bentuk kejahatan itu sendiri?

Media Jatim Nusantara News akan terus menelusuri jejak praktik haram ini hingga ke akar-akarnya. Jika Kepala Lapas dan aparat terkait tidak segera mengambil tindakan, maka patut dipertanyakan: siapa sebenarnya yang mereka lindungi – warga binaan yang harus dibina, atau sistem bobrok yang menguntungkan segelintir orang?

Penulis redaksi

Lebih baru Lebih lama